Virus tungro merupakan momok bagi petani padi. Virus ini ditularkan oleh wereng hijau yang kata orang sulit dikendalikan. Sebenarnya tidak sulit asal kita mau hidup berdampingan secara damai dengan virus tersebut.
Artinya Wereng penyebab virus Tungro ini tidak perlu diperangi atau dibasmi, melainkan harus diajak damai, misalnya dengan menyemprotkan musuh alami yang ada pada Natural BVR atau kendalikan dengan pengendali hama alami PESTONA atau Pentana.
Usaha mencari jenis padi yang sama sekali tahan wereng tertentu tidak begitu diperlukan. Sekarang kita berusaha mencari varietas padi yang mempunyai ketahanan terhadap wereng yang moderat, sedang-sedang saja.
Dengan cara ini wereng pun tidak akan menjadi ganas. Karena Virus Tungro seperti halnya virus yang lain merupakan organisme yang paling mudah membentuk strain baru dalam usahanya untuk menyesuaikan diri dengan tekanan-tekanan lingkungannya, dalam rangka mempertahankan hidupnya.
Karena sederhananya struktur anatomis dan fisiologisnya yang hanya terdiri dari mantel protein dan rantai DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) atau RNA (Ribo Nucleic Acid) saja. DNA atau RNA virus ternyata hanya tersusun dari kombinasi tiga turunan asam nukleat.
Virus tungro yang menyerang tanaman padi, seperti halnya sebagian besar virus pathogen tumbuhan lainnya, benang-benang genetiknya terdiri dari rantaian RNA. Sebagai akibat dari kesederhaan bahan genetic yang dimiliki virus Tungro, maka virus ini mempunyai spesifikasi (kekhususan) tertentu dari varietas padi yang diserangnya. Atau dengan kata lain, virus tungro hanya mampu menyerang tanaman padi varietas tertentu, sehingga mendorong para ahli untuk menciptakan varietas padi tertentu yang tahan virus tungro.
Tetapi kenyataannya, resistensi dari suatu varietas tanaman terhadap virus (juga hama dan penyakit lain) bersifat dinamis dan sementara. Sehingga manusia dituntut untuk selalu berpacu dengan dinamika kehidupan hama dan penyakit.
Virus tungro selalu memaksa manusia untuk selalu sibuk menciptakan varietas-verietas padi yang bukan makanan kegemarannya.
Lalu sampai kapan perlombaan manusia dengan hama dan penyakit diakhiri dan siapa pemenangnya ?
Jawabannya : tidak akan pernah berakhir, sebelum petani berakhir tanam padi, dan pemenangnya pun silih berganti.
Adil bukan ?
dan solusinya, kita harus dapat hidup berdampingan secara damai dengan virus tungro.
Artinya Wereng penyebab virus Tungro ini tidak perlu diperangi atau dibasmi, melainkan harus diajak damai, misalnya dengan menyemprotkan musuh alami yang ada pada Natural BVR atau kendalikan dengan pengendali hama alami PESTONA atau Pentana.
Usaha mencari jenis padi yang sama sekali tahan wereng tertentu tidak begitu diperlukan. Sekarang kita berusaha mencari varietas padi yang mempunyai ketahanan terhadap wereng yang moderat, sedang-sedang saja.
Dengan cara ini wereng pun tidak akan menjadi ganas. Karena Virus Tungro seperti halnya virus yang lain merupakan organisme yang paling mudah membentuk strain baru dalam usahanya untuk menyesuaikan diri dengan tekanan-tekanan lingkungannya, dalam rangka mempertahankan hidupnya.
Karena sederhananya struktur anatomis dan fisiologisnya yang hanya terdiri dari mantel protein dan rantai DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) atau RNA (Ribo Nucleic Acid) saja. DNA atau RNA virus ternyata hanya tersusun dari kombinasi tiga turunan asam nukleat.
Virus tungro yang menyerang tanaman padi, seperti halnya sebagian besar virus pathogen tumbuhan lainnya, benang-benang genetiknya terdiri dari rantaian RNA. Sebagai akibat dari kesederhaan bahan genetic yang dimiliki virus Tungro, maka virus ini mempunyai spesifikasi (kekhususan) tertentu dari varietas padi yang diserangnya. Atau dengan kata lain, virus tungro hanya mampu menyerang tanaman padi varietas tertentu, sehingga mendorong para ahli untuk menciptakan varietas padi tertentu yang tahan virus tungro.
Tetapi kenyataannya, resistensi dari suatu varietas tanaman terhadap virus (juga hama dan penyakit lain) bersifat dinamis dan sementara. Sehingga manusia dituntut untuk selalu berpacu dengan dinamika kehidupan hama dan penyakit.
Virus tungro selalu memaksa manusia untuk selalu sibuk menciptakan varietas-verietas padi yang bukan makanan kegemarannya.
Lalu sampai kapan perlombaan manusia dengan hama dan penyakit diakhiri dan siapa pemenangnya ?
Jawabannya : tidak akan pernah berakhir, sebelum petani berakhir tanam padi, dan pemenangnya pun silih berganti.
Adil bukan ?
dan solusinya, kita harus dapat hidup berdampingan secara damai dengan virus tungro.
Posting Komentar untuk "Cara Mengendalikan Virus Tugro Pada Tanaman Padi"