Artikel Pertanian - Kali ini kami akan mengulas Karakteristik Padi Jenis Inpara 8 Agritan dan Inpara 9 Agritan yang langsung kami ambil informasinya dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi - Balitbangtan - Kementerian Pertanian.
INPARA 8 AGRITAN dirakit atas kerjasama Badan Litbang Pertanian dibawah Kementerian Pertanian dengan International Rice Research Institute (IRRI) melalui pertukaran plasma nutfah sejak tahun 1990.
Varietas hasil silang ganda dan seleksi pedigree ini merupakan hasil persilangan antara IRBB7 dan Cinglonik.
IRBB7 merupakan galur isogenic yang memiliki gen Xa-7 (ketahanan hawar daun bakteri), sedangkan Cinglonik merupakan varietas local yang memiliki rasa nasi enak, toleran keracunan besi (Fe) dan produksinya relative tinggi.
Turunan dari persilangan tersebut selanjutnya dikawinkan lagi dengan turunan pertama dari Memberamo dan IR64, dimana keduanya merupakan varietas popular di Indonesia karena kualitas berasnya yang masuk kategori premium dan memiliki adaptasi yang luas di Indonesia.
Varietas yang memiliki umur sekitar 115-120 hss dengan tinggi kurang lebih 107-110 cm ini memiliki keunggulan antara lain potensi hasilnya yang mencapai 6,02 t/ha, nyata lebih tinggi dibandingkan IR42 dan Inpara 2 (varietas eksisting di lahan rawa), toleran terhadap keracunan besi yang merupakan cekaman utama di lahan rawa, agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe IV dan VIII, serta agak tahan terhadap penyakit blas tras 133.
Selain itu galur B11377F-MR-34-2 atau INPARA 8 Agritan ini juga memiliki rendemen beras giling dan beras kepala yang tinggi yaitu 72,16% dan rendemen beras kepala 95,82%. Varietas ini juga toleran terhadap 14 hari cekaman rendaman selama fase vegetatif. Hal ini juga dibuktikan oleh petani di daerah Kawunganten, Cilacap yang selalu mengalami banjir saat musim hujan dengan tipe tanah yang masam.
Menurut laporan beberapa petani di Cilacap, disaat areal disekitarnya mengalami puso akibat banjir namun dengan menanam varietas Inpara 8 Agritan, masih bisa panen hingga sekitar 2 t/ha per 0,5 Ha,. Sedangkan di salah satu lahannya yang hanya mengalami kondisi masam, varietas ini dilaporkan mampu menghasil 455 kg per 500 m2 atau hampir mencapai10 t/ha.
Dilaporkan juga dari kegiatan BPTP Kalimantan Tengah, Inpara 8 Agritan mampu menghasilkan sekitar 7,4 t/ha di lahan pasang surut tipe B, ketika ditanam dengan teknik budidaya yang spesifik lahan rawa. Hal ini membuktikan bahwa dengan budidaya yang baik dan tepat, varietas unggul dapat berproduksi melebihi potensi hasilnya.
Varietas berumur genjah ini(115 hss) merupakan hasil persilangan antara Mesir dan IR60090-23. Varietas Mesir adalah varietas local asal Lampung yang memiliki karakter mutu beras baik, gabah panjang, kulit gabah tipis, dan toleran terhadap kemasaman tanah, namun tanamannya tergolong tinggi dan batang kecil sehingga mudah roboh. Sementara galur IR60080-23 adalah introduksi dari IRRI, galur tersebut memiliki sifat toleran terhadap keracunan aluminium, batang kokoh dan berumur genjah.
Didukung ketahanannya terhadap2 inokulum virus tungro dan potensi produksinya yang mencapai 5,6 t/ha di lahan pasang surut aktual, menyebabkan varietas ini mulai banyak disukai oleh petani-petani di Sumatera Selatan dan Kalimantan. Terutama karena rasa nasinya yang pera namun tidak keras dan bentuk gabahnya yang ramping menyerupai Siam. Selain itu varietas ini memiliki rendemen beras giling mencapai 68% dan beras kepala hingga 91,8%, didukung dengan porsi butir kapur yang kecil. Kondisi ini melebihi standar yang diterapkan Bulog, sekitar 60% rendemen beras giling.
Posting Komentar untuk "Karakteristik Padi Jenis Inpara 8 Agritan dan Inpara 9 Agritan "