Sudah tidak jaman lagi pupuk organik granule diaplikasikan dengan jumlah yang banyak. NASA membuat terobosan dengan pupuk granule “dosis rendah”. Hanya dibutuhkan setengah kuintal (50kg) untuk lahan 1 ha.
Pada umumnya rekomendasi aplikasi pupuk organik granule sebanyak 500-1000kg/ha. “Kalau produk yang dikeluarkan NASA ini cukup 50 kg/ ha,” tutur Untung Subagyo, S. Pi dari PT. Global Agro Tangguh. (produsen pupuk granule).
Inovasi ini berasal dari permasalahan teknis yang terjadi padapupuk granule yang ada selama ini. Dengan rekomendasi pemupukan normal, biaya transportasi menjadi tinggi. Aplikasi di lahan juga membutuhkan tenaga kerja dan waktu lebih lama.
Inovasi ini menjawab semua. “Bayangkan membawa satu ton sama 50 kg. Biar mudah, dipasar kita tidak kesulitan di biaya transport, petani pun nggak kerepotan ketika meyebarkan ke sawah.” kata pria yang akrab dipanggil Untung.
Tidak hanya itu, jika mengaplikasikan pupuk ini, direkomendasikan mengurangi dosis pupuk kimia. Pada awal aplikasi, pupuk N (nitrogen), P (pospat) dan K (kalium) dikurangi 25%.
“Nanti kalau udah disebar dalam waktu yang sudah lama, tanah sudah mulai terbenahi, mikroorganisme setempat berkembangbiak, hormon bekerja, nanti urea, TSP, Kcl dikurangi,” kata Untung. Pengurangan dosis dilakukan seiring dengan kesehatan dan kesuburan tanah semakin baik.
Proses Akurat, Bahan Baku Pilihan
Pupuk granule ini dibuat dengan memperhatikan standar-standar yang dimiliki oleh NASA. Begitu pula dengan bahan-bahan yang digunakan berkualitas prima.
“Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat granule tersebut antara lain kotoran hewan (sapi), pupuk guano pilihan, dolomit, fosfat, suplemen seperti pupuk cair, asam humat, serta SuperNASA,” papar pria yang lahir tanggal 24 Juni 1972.
Bahan baku pupuk granule NASA ini mempunyai kriteria tersendiri. Salah satunya adalah kotoran hewan. Kotoran hewan harus ternaungi dan tidak boleh terkena air hujan. Sehingga unsur-unsur di dalamnya tidak hilang.
Selain itu guano yang dipilih pun yang benar-benar murni dan tidak tercampur dengan sedimen lain seperti kapur. “Kita yang fresh guano,” Untung mantap.
“Kohe (kotoran hewan) khusus untuk NASA untuk fermented-nya kita bikin sendiri. Untuk menjaga kualitas atau mutunya,” terang Untung.
Bahan baku tersebut tidaklah cukup, perlu ditambah dengan bahan lain. yaitu Super NASA kita mixkan, kita seimbangkan jadi produk granule ini untuk setara menjadi 1000 kg/ha itu.” cerita lelaki yang mempunyai hobi berkebun tersebut.
Bahan baku pilihan ditunjang proses pembuatan granule ini yang sangat diperhatikan.
Prinsipnya bahan-bahan dipastikan tercampur dengan sempurna. Kemudian harus dijamin bahwa mikroorganisme di dalam granule tetap hidup.
“Yang ini kita nggak berani di dryer, tapi dijemur,” kata Untung. Mesin pengering suhu terlalu tinggi dan peningkatan suhu ketika proses berlangsung dengan cepat. Tentu saja membuat mikroorganisme di dalam granule akan mati.
Pengeringan granule dilakukan di bawah terik matahari. Suhu tidak terlalu tinggi, masih dalam batas toleransi mikroba tetap hidup. Proses ini dilakukan sampai kadar air sesuai dengan standar. Setelah itu
Unsur Lengkap, Kaya Bakteri dan Hormon
Keunggulan utama dari pupuk ini pada kandungan yang sangat kaya. Semua unsur makro dan mikro lengkap. Terdapat berbagai mikroba pengikat unsur dan memiliki fungsi lain. Tidak lupa pupuk ini kaya akan hormone pertumbuhan.
Saat ini kebutuhan pupuk mikro semakin tinggi. Penyebabnya adalah rendahnya kandungan unsur mikro di dalam tanah. “Untuk sekarang sudah puluhan tahun jarang kan mikro diberikan ke tanah. Padahal tiap hari dikuras. Bahkan batang, daun tidak dikembalikan lagi,” kata Untung.
“Kondisi tanah sekarang dipanen, yang dikembalikan hanya unsur N, P, K. Padahal ada unsur seperti S (sulfur) dan Bo (Boron) menjadi habis. Kalau cuma penambahan N, P dan K, penyerapan tanah tidak optimal. Memang kebutuhan unsure mikro sedikit, tapi kalau rantainya putus satu N tetap tidak maksimal di-serap tanaman,” terang Untung.
Ini sesuai dengan hukum minimum Liebig. Menurut Untung prinsip hukum ini seperti mata rantai. Tanaman tidak optimal atau bahkan tidak mampu menyerap unsure tertentu jika terdapat unsur lain yang tidak tersedia. Ketersediaan unsur tertentu yang melimpah akan sia-sia jika salah satu unsur lain tidak ada karena murni organik.
Kandungan unsur makro dalam granule tersebut tidak terlalu tinggi. Namun tidak perlu khawatir pupuk ini kaya akan mikroba pengikat unsur hara. Mikroba tersebut diantaranya bakteri pengikat N, pengikat P dan Rhizotobacter.
Melengkapi kandungan makro dan mikro serta kaya mikroba menguntungkan, pupuk ini ditambah hormon. Adanya hormon di dalam pupuk granule ini membuat pertumbuhan tanaman akan lebih baik.
Pada umumnya rekomendasi aplikasi pupuk organik granule sebanyak 500-1000kg/ha. “Kalau produk yang dikeluarkan NASA ini cukup 50 kg/ ha,” tutur Untung Subagyo, S. Pi dari PT. Global Agro Tangguh. (produsen pupuk granule).
Inovasi ini berasal dari permasalahan teknis yang terjadi padapupuk granule yang ada selama ini. Dengan rekomendasi pemupukan normal, biaya transportasi menjadi tinggi. Aplikasi di lahan juga membutuhkan tenaga kerja dan waktu lebih lama.
Inovasi ini menjawab semua. “Bayangkan membawa satu ton sama 50 kg. Biar mudah, dipasar kita tidak kesulitan di biaya transport, petani pun nggak kerepotan ketika meyebarkan ke sawah.” kata pria yang akrab dipanggil Untung.
Tidak hanya itu, jika mengaplikasikan pupuk ini, direkomendasikan mengurangi dosis pupuk kimia. Pada awal aplikasi, pupuk N (nitrogen), P (pospat) dan K (kalium) dikurangi 25%.
“Nanti kalau udah disebar dalam waktu yang sudah lama, tanah sudah mulai terbenahi, mikroorganisme setempat berkembangbiak, hormon bekerja, nanti urea, TSP, Kcl dikurangi,” kata Untung. Pengurangan dosis dilakukan seiring dengan kesehatan dan kesuburan tanah semakin baik.
Proses Akurat, Bahan Baku Pilihan
Pupuk granule ini dibuat dengan memperhatikan standar-standar yang dimiliki oleh NASA. Begitu pula dengan bahan-bahan yang digunakan berkualitas prima.
“Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat granule tersebut antara lain kotoran hewan (sapi), pupuk guano pilihan, dolomit, fosfat, suplemen seperti pupuk cair, asam humat, serta SuperNASA,” papar pria yang lahir tanggal 24 Juni 1972.
Bahan baku pupuk granule NASA ini mempunyai kriteria tersendiri. Salah satunya adalah kotoran hewan. Kotoran hewan harus ternaungi dan tidak boleh terkena air hujan. Sehingga unsur-unsur di dalamnya tidak hilang.
Selain itu guano yang dipilih pun yang benar-benar murni dan tidak tercampur dengan sedimen lain seperti kapur. “Kita yang fresh guano,” Untung mantap.
“Kohe (kotoran hewan) khusus untuk NASA untuk fermented-nya kita bikin sendiri. Untuk menjaga kualitas atau mutunya,” terang Untung.
Bahan baku tersebut tidaklah cukup, perlu ditambah dengan bahan lain. yaitu Super NASA kita mixkan, kita seimbangkan jadi produk granule ini untuk setara menjadi 1000 kg/ha itu.” cerita lelaki yang mempunyai hobi berkebun tersebut.
Bahan baku pilihan ditunjang proses pembuatan granule ini yang sangat diperhatikan.
Prinsipnya bahan-bahan dipastikan tercampur dengan sempurna. Kemudian harus dijamin bahwa mikroorganisme di dalam granule tetap hidup.
“Yang ini kita nggak berani di dryer, tapi dijemur,” kata Untung. Mesin pengering suhu terlalu tinggi dan peningkatan suhu ketika proses berlangsung dengan cepat. Tentu saja membuat mikroorganisme di dalam granule akan mati.
Pengeringan granule dilakukan di bawah terik matahari. Suhu tidak terlalu tinggi, masih dalam batas toleransi mikroba tetap hidup. Proses ini dilakukan sampai kadar air sesuai dengan standar. Setelah itu
Unsur Lengkap, Kaya Bakteri dan Hormon
Keunggulan utama dari pupuk ini pada kandungan yang sangat kaya. Semua unsur makro dan mikro lengkap. Terdapat berbagai mikroba pengikat unsur dan memiliki fungsi lain. Tidak lupa pupuk ini kaya akan hormone pertumbuhan.
Saat ini kebutuhan pupuk mikro semakin tinggi. Penyebabnya adalah rendahnya kandungan unsur mikro di dalam tanah. “Untuk sekarang sudah puluhan tahun jarang kan mikro diberikan ke tanah. Padahal tiap hari dikuras. Bahkan batang, daun tidak dikembalikan lagi,” kata Untung.
“Kondisi tanah sekarang dipanen, yang dikembalikan hanya unsur N, P, K. Padahal ada unsur seperti S (sulfur) dan Bo (Boron) menjadi habis. Kalau cuma penambahan N, P dan K, penyerapan tanah tidak optimal. Memang kebutuhan unsure mikro sedikit, tapi kalau rantainya putus satu N tetap tidak maksimal di-serap tanaman,” terang Untung.
Ini sesuai dengan hukum minimum Liebig. Menurut Untung prinsip hukum ini seperti mata rantai. Tanaman tidak optimal atau bahkan tidak mampu menyerap unsure tertentu jika terdapat unsur lain yang tidak tersedia. Ketersediaan unsur tertentu yang melimpah akan sia-sia jika salah satu unsur lain tidak ada karena murni organik.
Kandungan unsur makro dalam granule tersebut tidak terlalu tinggi. Namun tidak perlu khawatir pupuk ini kaya akan mikroba pengikat unsur hara. Mikroba tersebut diantaranya bakteri pengikat N, pengikat P dan Rhizotobacter.
Melengkapi kandungan makro dan mikro serta kaya mikroba menguntungkan, pupuk ini ditambah hormon. Adanya hormon di dalam pupuk granule ini membuat pertumbuhan tanaman akan lebih baik.
Posting Komentar untuk "[WAJIB DICOBA] Pupuk Kualitas Tinggi, Dosis Rendah 50 Kg Setara 1 Ton Granule Biasa"